Dalam hidup ini, setiap orang pasti memiliki masalah. Beda orang, beda pula masalahnya. Ada yang memiliki masalah kesehatan, ada yang memiliki masalah ekonomi. Ada yang berhadapan dengan masalah di lingkungan kerja, ada yang berhadapan dengan masalah keluarga.

Sering kali, kita mengandalkan logika kita dalam menyelesaikan masalah. Menempuh berbagai upaya yang menurut kita logis sebagai solusi. Lantas mengandalkan kecerdasan, kepintaran, dan kekuatan diri. Padahal, sejatinya kecerdasan dan kekuatan kita adalah anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pemilik kekuatan dan solusi adalah Dia yang menciptakan kita. Mengapa kita tidak lebih mendekat dan sungguh-sungguh meminta pertolongan-Nya?

Seorang ayah dari Sidoarjo pernah mengalaminya. Dengan wajah tertunduk lesu, ia datang ke rumah Ustadz Joko Pitoyo. Setelah basa basi sejenak, ia mengutarakan maksudnya.

“Begini, Ustadz. Maksud saya ke sini mau utang buat bayar tagihan kuliah anak saya,” ucapnya sambil malu-malu. Ia tahu selama ini Ustadz Joko Pitoyo sering membantu orang yang kesulitan. Banyak sedekah dan termasuk mudah ketika temannya pinjam uang.

“Berapa?”
“Banyak, Ustadz.”
“Iya, banyak itu berapa?”
“Enam juta, Ustadz.”
Sampean mau saya ajari cara melunasi utang tanpa utang lagi? Tagihan kuliah itu kan termasuk utang.”
“Mau, Ustadz.”

“Nah, tujuh hari ke depan, sampean sholat tahajud mulai jam 2.00 sampai Subuh. Tujuh hari berturut-turut. Minta uang 6 juta kepada Allah sambil nangis-nangis. Kalau sampai hari ketujuh Allah belum memberimu solusi, aku siap mengutangi 6 juta, bayarnya kapan-kapan semampu sampean.”

Laki-laki itu pun pulang. Malamnya, ia bertekad menjalankan amalan yang diajarkan Ustadz Joko Pitoyo. Sebelumnya, ia tidak terbiasa sholat tahajud hingga dua jam, tetapi dini hari itu ia mulai mengerjakannya. Ia menangis saat berdoa, benar-benar menghadirkan rasa butuhnya kepada Allah. Sebab pertaruhannya adalah kuliah anak.

Hari kedua, hari ketiga, demikian seterusnya ia mengerjakan amalan itu. Mulai jam 2 dini hari hingga adzan Subuh ia sholat dan bersimpuh. Berdoa dengan sungguh-sungguh. Menangis mengharap pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hari keenam, tiba-tiba ada teman yang menghubungi Ustadz Joko Pitoyo.  “Ini saya ada zakat 6 juta. Tolong salurkan, Ustadz.”

Ustadz Joko Pitoyo langsung menangis. “Ya Allah, benar-benar ajaib pertolonganmu. Engkau memberikan uang pas 6 juta sesuai kebutuhan hamba-Mu.”

Dipanggillah pria yang enam hari lalu datang ke rumahnya. “Allah mendengar doamu. Tadi ada orang yang menitipkan zakat. Pas 6 juta sesuai kebutuhanmu. Ini, gunakan uang ini untuk membayar kuliah anakmu.”

Baca juga: Kisah Nyata Sedekah untuk Membayar Hutang

Laki-laki itu tak kuasa menahan air matanya. Pekan lalu ia masih pusing memikirkan tagihan kuliah anaknya. Yang terpikir di benaknya hanya berutang untuk bisa membayarkan uang kuliah itu, lalu ia akan pusing lagi bagaimana cara mengembalikannya. Sekarang, ia bisa membayar kuliah anaknya tanpa harus berutang. Sungguh, jika Allah menghendaki sesuatu cukup bagi-Nya berkata kun (jadilah) maka pasti jadi. Kun fayakun. [mbk/Lazuq.org]

Pin It on Pinterest

Share This