Hampir semua orang menginginkan kemudahan. Cara termudah pun sering muncul sebagai kata kunci pencarian. Misalnya cara mudah menjadi kaya, cara mudah untuk sukses, dan sebagainya. Nah, kalau sedekah yang paling mudah, bagaimana caranya?
Mungkin termasuk kita. Maunya melakukan sesuatu yang paling mudah, tetapi mengharapkan hasil yang maksimal. Termasuk dalam sedekah. Bisakah? Sebelum menjawab pertanyaan penting ini, kita akan mengawalinya dengan hal yang paling mendasar; pengertian sedekah. Lalu sedekah yang paling mudah. Baru kita bahas yang lebih penting lagi; bagaimana agar mendapatkan hasil yang maksimal dari sedekah kita.
Pengertian Sedekah
Secara bahasa, sedekah (shodaqoh) berasal dari kata shadaqa (صدق) yang artinya benar. Orang yang gemar bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.
Secara istilah, sedekah adalah pemberian kepada orang lain secara suka rela dan hukumnya sunnah. Sedekah tidak hanya berupa harta tetapi bisa pula berbentuk lainnya. Misalnya sedekah tenaga dan sedekah gagasan. Bahkan menurut hadits shahih, tersenyum di depan sesama muslim adalah sedekah. Demikian pula seluruh kebaikan adalah sedekah.
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu. (HR. Tirmidzi)
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
Setiap kebaikan adalah sedekah. (HR. Bukhari)
Baca juga: Perbedaan Sedekah dan Infak
Sedekah Paling Mudah
Setelah mengetahui bahwa sedekah ternyata bukan hanya harta, kita bisa mengetahui sedekah yang paling mudah. Apa itu? Ya sedekah yang bisa kita lakukan kapan saja tanpa kesulitan. Jika menurut Anda sedekah harta itu berat dan sulit, berarti sedekah tanpa harta adalah yang paling mudah. Misalnya tersenyum saat bertemu orang lain. Bukankah berdasarkan hadits di atas, senyum adalah sedekah?!
Selain itu, ada lagi sedekah yang mudah, hanya butuh waktu 2-5 menit tetapi pahalanya senilai 360 sedekah. Apa itu? Dua rakaat shalat dhuha. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan shalat dhuha dua rakaat. (HR. Muslim)
Cukupkah dengan yang Mudah?
Nah, ini mulai menjawab pertanyaan penting di atas. Bisakah dengan sedekah paling mudah kita mengharapkan hasil maksimal? Hasil maksimal tentu saja maksudnya adalah balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala; ridha-Nya, keberkahan-Nya, ampunan-Nya, rahmat-Nya, hingga kelak Allah masukkan ke dalam surga-Nya.
Marilah kita simak kisah yang semoga meluruskan pandangan kita tentang sedekah.
Imam Ahmad dalam Musnad-nya meriwayatkan dari Bisyr bin Al-Khashashiyyah. Ia datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membaiat beliau.
“Maka beliau mensyaratkan kepadaku agar aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat (sedekah), berhaji, berpuasa Ramadhan dan berjihad fisabilillah. Maka aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, adapun ada dua hal yang aku tidak mampu, yaitu jihad dan sedekah.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun memegang tanganku kemudian menggerakannya sembari bersabda:
فَلاَ جِهَادَ وَلاَ صَدَقَةَ فَبِمَ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِذا
“Engkau tidak jihad dan tidak pula bersedekah, maka dengan apa gerangan engkau memasuki Surga?”
Maka Bisyr pun berbaiat kepada Rasulullah atas itu semua.
Akankah kita hanya mangambil yang mudah-mudah saja sedangkan kita menginginkan surga? Akankah kita hanya mau yang rendah-rendah saja padahal kita mengingingkat ketinggian surga?
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran: 92)
Baca juga: Sedekah yang Paling Utama
Selain memperbanyak sedekah yang paling mudah, kita juga membiasakan diri dengan sedekah yang lebih banyak bermanfaat bagi orang lain. Mungkin terasa berat bagi kita sedekah dengan harta apalagi jika banyak jumlahnya, tetapi itulah yang lebih Allah cinta. [LAZ Ummul Quro]