Bersedekah bisa dilakukan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Keduanya merupakan kebaikan. Bahkan, ada tiga manfaat sedekah terang-terangan.
Selain secara umum mendapatkan 10 keutamaan sedekah, sedekah terang-terangan juga mendapatkan tiga manfaat sebagai berikut:
1. Allah Memuji Sedekah Terang-terangan
Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji sedekah terang-terangan. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 271, Allah menyebutnya sebagai kebaikan.
إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ
Jika kalian menampakkan sedekah (kalian), maka itu adalah baik sekali … (QS. Al-Baqarah: 271)
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menuliskan, “Dengan kata lain, jika kalian menampakkan sedekah kalian, maka itu perbuatan baik sekali.”
Meskipun secara keseluruhan ayat ini menunjukkan sedekah rahasia lebih utama, tetapi Allah juga memuji sedekah terang-terangan sebagai perbuatan yang sangat baik. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Sayyid Qutb menjelaskan, “Ayat ini memberikan posisi yang cocok bagi masing-masing perbuatan yaitu memuji yang ini di tempatnya dan memuji yang itu di tempatnya.”
Baca juga: Kisah Nyata Hutang Lunas atas Pertolongan Allah
2. Sarana Dakwah dan Pahala Jariyah
Melakukan perbuatan baik secara terang-terangan merupakan sarana dakwah dan bisa mendatangkan pahala jariyah. Yakni ketika orang-orang melihat dan meniru perbuatan baik tersebut.
Demikian pula dengan bersedekah. Sedekah terang-terangan bisa menjadi sarana dakwah serta menciptakan suasana ibadah dan kebaikan. Ketika seseorang bersedekah secara terang-terangan, orang lain bisa terinspirasi untuk melakukan hal yang sama. Dan jika itu terjadi, maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, serombongan laki-laki dari Bani Mudhar menghadap beliau di Madinah. Mereka tidak memakai alas kaki. Bahkan sebagian di antara mereka tidak memakai baju.
Melihat kondisi mereka, Rasulullah terenyuh. Lantas beliau membacakan Surat Al Hasyr ayat 18 kemudian memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Saat itu, ada seorang sahabat yang bergegas bersedekah. Padahal dia bukan orang kaya. Ia datang dengan membawa kurma dalam genggaman tangannya, sampai tidak muat.
Melihat sahabat ini, sahabat-sahabat lain bergegas pulang ke rumah dan kembali menghadap Rasulullah dengan membawa sedekah. Rasulullah senang melihat Bani Mudhar terbantu. Lantas beliau bersabda:
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ
Barangsiapa mempelopori kebiasaan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR. Muslim)
Baca juga: Hadits Senyum Adalah Sedekah
3. Menciptakan Keharmonisan Sosial
Sedekah terang-terangan membuat orang yang menerimanya mengetahui siapa yang telah membantunya. Hal ini akan mengikis perasaan merasa tidak dipedulikan atau bahkan iri hati kepada orang-orang kaya jika tidak peduli dengan lingkungannya.
Salah satu masalah sosial adalah ketimpangan ekonomi antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin. Ketimpangan itu akan semakin berdampak negatif jika orang kaya sombong pada orang miskin, sedangkan orang miskin iri dengki pada orang kaya. Kondisi ini laksana bom waktu yang siap meledak kapan saja dan membawa kehancuran.
Islam tidak menafikan adanya perbedaan kekayaan. Pada faktanya memang ada yang lebih kaya daripada sebagian yang lain. Namun, Islam juga memiliki sistem untuk menjaga keharmonisan masyarakat dengan membangun pola hubungan bermasyarakat berlandaskan kasih sayang. Di antaranya bagaimana orang kaya harus peduli dengan orang miskin baik dalam kepedulian yang wajib berupa zakat maupun yang sunnah berupa sedekah.
Ketika dengan penuh kasih sayang dan kepedulian, orang kaya membantu orang miskin, dan orang miskin mendoakan orang kaya, maka keharmonisan masyarakat akan terjaga. Sedekah secara terang-terangan membantu mewujudkannya. Wallahu a’lam bish shawab. [mbk/Lazuq.org]