Para sahabat sering kali bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang amal yang paling utama. Ayyul ‘amali afdhal. Dengan keterbatasan waktu dan sumber daya, melakukan amal paling utama merupakan prioritas mereka. Seharusnya demikian pula kita. Karenanya merupakan suatu hal yang bagus saat ada pertanyaan sedekah paling utama diberikan kepada siapa?

Bersedekah kepada siapa pun, asalkan ikhlas, pasti Allah terima dan Allah beri pahala. Namun di antara semua sedekah yang berpahala itu, mana yang paling utama dan pahalanya paling besar?

1. Yang Lebih Membutuhkan

Sedekah kepada orang yang membutuhkan lebih utama daripada memberikannya kepada orang yang tidak membutuhkan. Demikian pula, memberi kepada orang yang lebih membutuhkan lebih utama daripada memberi kepada orang yang membutuhkan.

Misalnya dua orang sama-sama tergolong miskin. Namun yang satu lebih miskin daripada yang satunya. Maka bersedekah kepada orang yang lebih miskin ini lebih utama.

Atau dua orang, yang satu bisa makan sehari dua kali sedangkan yang satunya hanya bisa makan sehari sekali. Jika hanya ada satu porsi makanan, sedekah kepada orang yang hanya bisa makan sekali itu lebih utama daripada kepada orang yang sudah makan dua kali.

Baca juga: Akibat Kurang Sedekah

2. Yang Lebih Dekat

Sedekah kepada orang yang lebih dekat lebih utama daripada memberikan kepada orang yang jauh. Baik secara jarak rumah maupun secara kekerabatan, jika keduanya sama-sama membutuhkan

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, aku memiliki dua orang tetangga. Maka kepada siapakah aku memberikan hadiah di antara mereka berdua?” Beliau menjawab:

 إلى أقْرَبَهُمَا مِنْكِ بَابًا

Kepada tetangga yang lebih dekat pintu rumahnya denganmu. (HR. Bukhari)

Sedangkan bersedekah kepada kerabat, keutamaannya sebagaimana Rasulullah sabdakan:

إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ

Sesungguhnya bersedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan bersedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan. (HR. An Nasai, Tirmidzi, dan Ibnu Majah; shahih)

Baca juga: Sedekah Jumat

3. Yang Lebih Shalih

Sedekah kepada orang yang shahih lebih utama daripada kepada orang yang gemar bermaksiat. Imam An Nawawi menjelaskannya dalam Al-Majmu’ Syarah Muhadzdzab:

يُسْتَحَبُّ أَنْ يَخُصَّ بِصَدَقَتِهِ الصُّلَحَاءَ وَأَهْلَ الْخَيْرِ وَأَهْلَ الْمُرُوءَاتِ وَالْحَاجَاتِ فَلَوْ تَصَدَّقَ عَلَى فَاسِقٍ أَوْ عَلَى كَافِرٍ مِنْ يَهُودِيٍّ أَوْ نَصْرَانِيٍّ أَوْ مَجُوسِيٍّ جَازَ وَكَانَ فِيهِ أَجْرٌ فِي الْجُمْلَةِ

Disunnahkan untuk memberikan sedekah kepada orang-orang shalih, orang baik, orang yang menjaga kehormatan dan orang yang membutuhkan. Namun, apabila bersedekah kepada orang fasiq atau orang kafir dari kalangan Yahudi, Nashrani ataupun Majusi, maka hukumnya boleh dan bernilai pahala. 

Baca juga: Kisah Nyata Hutang Lunas atas Pertolongan Allah

Langkah Praktis

Dengan tiga kaidah tersebut, kita bisa menyimpulkan sedekah paling utama diberikan kepada siapa. Jika terkumpul pada diri seseorang tiga kondisi tersebut, misalnya tetangga yang sangat membutuhkan dan orangnya shalih, memberikan kepadanya adalah paling utama.

Jika kita kesulitan menemukan orang seperti itu, sedekah melalui lembaga amil zakat bisa menjadi solusinya. Mengapa? Sebab sebelum menyalurkan, lembaga amil zakat seperti LAZ Ummul Quro terlebih dahulu telah melakukan pendataan, survei, kemudian menyusun prioritas berdasarkan pendataan dan survei tersebut.

Kalau pun orang yang berhak menerima zakat atau calon penerima sedekah itu belum shalih, umumnya lembaga amil zakat memiliki program pembinaan. Bukan hanya memberdayakan ekonomi mustahik tetapi juga memberikan pembinaan keislaman. Wallahu a’lam bish shawab. []

Pin It on Pinterest

Share This