Sungguh nikmat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika kita bisa beribadah di bulan Ramadhan kemarin, khususnya puasa. Bagaimana kita bisa mengetahui suksesnya puasa kita? Salah satunya adalah bagaimana sedekah kita di bulan-bulan berikutnya.
“Bagaimana bisa sedekah menjadi ukuran suksesnya puasa?” Mungkin pertanyaan itu langsung terlintas dalam benak Anda. Baiklah, tulisan ini berusaha menjelaskannya.
Tujuan Utama Puasa Ramadhan
Tujuan utama puasa Ramadhan adalah membentuk taqwa. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita semua telah menghafalnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa. (QS. Al-Baqarah: 183)
Maka, keberhasilan puasa kita bisa diukur dengan ketaqwaan yang terbentuk usai puasa. Apakah puasa kita membuat kita lebih bertaqwa atau justru membuat kita durhaka? Jika setelah Ramadhan kita menjadi lebih bertaqwa dari bulan-bulan sebelumnya, insya Allah puasa kita berhasil. Jika setelah Ramadhan kita justru durhaka kepada Allah Ta’ala, jangan-jangan puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga sebagai sabda Rasulullah junjungan kita:
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ
Betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa baginya kecuali rasa lapar. (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah)
Baca juga: Dalil Zakat
Tanda Taqwa, Tanda Suksesnya Puasa
Bagaimana mengukur ketaqwaan kita? Secara umum, taqwa berarti menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Secara khusus, Allah menyebutkan banyak tanda taqwa dalam Al-Qur’an. Di antaranya ada lima tanda taqwa dalam Surah Ali Imran ayat 133-135.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 133-135)
Kelima tanda taqwa dalam rangkaian ayat di atas adalah:
- Suka sedekah baik di waktu lapang maupun sempit
- Menahan marah
- Suka memaafkan
- Suka berbuat baik
- Bersegera istighfar dan bertaubat ketika melakukan kesalahan
Baca juga: Kisah Nyata Hutang Lunas atas Pertolongan Allah
Sedekah di Waktu Lapang dan Sempit
Jadi, tanda taqwa pertama adalah suka bersedekah. Sedekah di waktu lapang dan sempit. Baik dalam kondisi kaya maupun dalam kondisi pas-pasan.
Saat kaya, ia berzakat dan banyak bersedekah. Saat kondisi pas-pasan pun ia berusaha untuk bersedekah. Kalau pun tidak bisa bersedekah dengan harta secara langsung, ia memfasilitasi orang lain agar bisa bersedekah.
Ketika tanggal muda, baru gajian, dan banyak uang, ia bersedekah. Ketika tanggal tua dan hanya punya sedikit uang, ia juga masih berusaha untuk sedekah. Jika ini menjadi karakter kita, insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa dan itu adalah tanda keberhasilan puasa kita. Wallahu a’lam bish shawab. [MBK/LAZ Ummul Quro]