Pebisnis muda itu dlanda galau. Uangnya di tangannya hanya 250 ribu. Tiba-tiba seorang investor meminta kembali dana investasinya sebesar Rp 14 juta hari itu juga.
“Maaf ya, sedang ada keperluan mendadak. Harus hari ini,” kata sang investor. Sebenarnya bukan waktunya mengambil dana saat itu, tapi keperluan genting membuatnya terpaksa menarik dananya.
Pebisnis muda, sebutlah namanya Didi, sudah berusaha nego. Namun sang investor tetap keukeuh minta Rp 14 juta. Keseluruhan investasinya.
“Bismillah, saya usahakan dulu Pak,” akhirnya kalimat itu terucap dari lisan Didi. (Baca juga: Perbedaan Zakat, Infaq dan Sedekah)
Ya Allah… bagaimana ini? Asetnya memang banyak. Namun menjual aset bukan pilihan, apalagi kalau mendadak. Siapa yang mau membeli properti dalam hitungan jam.
Piutang usahanya juga besar. Namun ia tak mau mendadak menagih sebelum waktunya. Kalau itu ia lakukan, apa bedanya dengan investor yang membuatnya kelabakan. Ia tak mau menyusahkan orang lain.
Dalam kondisi terjepit seperti itu, Didi teringat kisah tiga orang yang terjebak dalam gua. Kisah ini ada dalam hadits shahih dan dicantumkan Imam Nawawi dalam Riyadhush Shalihin. Mereka bertiga berteduh di sebuah gua, tapi batu besar menutup pintunya. Didorong sekuat tenaga, batu itu tak bergeser sama sekali. Coba, kuat berapa hari mereka hidup dalam gua tanpa konsumsi. Sementara mereka bukan ashabul kahfi.
Baca juga: Kisah Keajaiban Sedekah
Lalu ketiganya berdoa dengan menyebut amal andalan masing-masing. Tawassul dengan amal shalih. Orang pertama berdoa dengan menyebut baktinya kepada orangtua. Orang kedua berdoa dengan menyebut perbuatannya menghindari zina. Orang ketiga berdoa dengan menyebut kebaikannya kepada pegawai yang gajinya tidak diambil lalu ia kembangkan hingga menjadi ratusan binatang ternak. Semua ternak itu diambil si pegawai tanpa sedikitpun tersisa. Pintu gua itu pun akhirnya terbuka dan ketiganya bisa keluar dari sana.
Didi ingat, bukankah kemarin dalam kondisi hanya memegang sedikit uang cash ia tetap sedekah. “Ya Allah, jika memang infaq 170 ribu kemarin itu ikhlas karena-Mu, mohon angkatlah beban ini.”
Tak hanya berdoa, Didi juga menunaikan sholat dhuha. (Baca juga: Keutamaan Sedekah)
Beberapa jam kemudian, sekitar jam 10 siang, saudaranya menelepon. “Di, saya mau investasi usaha kamu.”
Didi terkejut. Apalagi jumlah investasinya sebesar Rp 18 juta. Tunai hari itu juga. “Alhamdulillah…” ia bersyukur bisa memenuhi permintaan mendadak seorang investor dan masih ada dana untuk tambahan modal usaha. [LAZ Ummul Quro]