Uwais Al-Qarni adalah seorang wali yang membuat para sahabat kagum sekaligus penasaran. Sebab secara khusus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memuji namanya dalam sabda beliau. Lebih dari itu, Rasulullah mewasiatkan kepada Umar bin Khattab untuk minta Uwais mendoakannya jika kelak bisa bertemu dengannya.
Dalam sebuah hadits panjang riwayat Imam Muslim, kita bisa mengetahui kisah Umar mencari Uwais Al-Qarni. Hingga menjelang sebuah perang, Umar menemukan Uwais dalam barisan pasukan dari Yaman. Ciri-cirinya persis seperti dalam hadits.
Sebagaimana wasiat Rasulullah, Umar pun minta Uwais mendoakannya agar Allah mengampuni dosanya. Uwais lantas mendoakan Umar, memintakan ampunan untuknya. Nama Uwais jadi terkenal setelah itu, tetapi Uwais yang tidak mau terkenal segera pergi meninggalkan orang-orang. Kembali ‘bersembunyi’ dalam kesendirian, tidak mau terkenal dalam keramaian.
Rahasia Kemuliaan Uwais Al-Qarni
Uwais Al-Qarni hidup di masa sahabat. Namun, ia tidak pernah bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Baktinya kepada ibu membuatnya tidak jadi pergi ke Madinah bersama kaumnya. Meskipun tidak menjadi sahabat Rasulullah yang melihat dan bertemu langsung dengan beliau, Rasululullah menjadikan Uwais sebagai sahabat dalam hati. Buktinya, beliau memuji nama Uwais di depan para sahabat.
Uwais sangat taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia senantiasa berupaya bertakwa dan meningkatkan ketakwaannya. Hidupnya adalah kisah tentang zuhud dan wara’. Ia menjaga diri dari popularitas, menjadi teladan tentang ikhlas. Ia tidak pernah membutuhkan pujian manusia, hanya fokus pada cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tentang birrul walidain, kisah Uwais sudah sedemikian populer terutama ketika ia menggendong ibunya dalam perjalanan haji, thawaf, sai, hingga pulangnya. Dalam kondisi sangat ridha dan cinta kepada putranya, sang ibu bertanya kepada Uwais, ingin didoakan apa.
“Kita sedang di depan ka’bah, kamu mau ibu berdoa apa untukmu?”
“Cukuplah ibu meminta ampunan. Sebab jika ibu mendapatkan ampunan Allah, Dia akan mengabulkan seluruh doa ibu.”
Sejak itu, doa-doa ibunda yang sangat ridha dan sayang kepada putranya, menjadi kenyataan. Putranya menjadi seorang yang bertaqwa dan memiliki kedudukan mulia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Baca juga: Dalil Zakat
Sedekah Uwais Al-Qarni
Jika selama ini kita hanya familiar dengan kisah bakti Uwais pada ibunya, sesungguhnya banyak keteladanan biasa pada sosok yang istimewa tersebut. Salah satunya tentang sedekah.
Orang-orang awam yang tidak mengetahui kedudukan Uwais, menganggapnya sebagai orang miskin dan kurang waras. Sebab ia hidup sangat sederhana, bahkan bisa disebut kekurangan. Sering kali di rumahnya yang sangat sederhana, Uwais tidak memiliki makanan dan tidak mengenakan baju.
Namun, bagi orang yang diam-diam mengikuti jejaknya, ia mengetahui rahasia sedekah Uwais. Begitu memiliki makanan, ia membagikannya dan mencukupkan diri dengan sangat sedikit makanan untuk sekadar berbuka. Demikian pula, sering kali ia memberikan pakaiannya kepada orang yang membutuhkan. Padahal saat itu, baju tersebut adalah baju satu-satunya yang ia miliki.
“Uwais Al-Qarni menyedekahkan pakaiannya hingga ia duduk tanpa memakai baju,” kata Mughirah seperti diabadikan Syaikh Muhammad Ali dalam Kisah Para Wali.
Saat ada yang bertanya kepada Uwais tentang kondisinya, beliau menjawab. “Apa yang ingin engkau tanyakan tentang seseorang yang ketika memasuki pagi hari, ia mengira tidak akan bertemu petang hari. Dan ketika memasuki petang hari, ia mengira tidak akan bertemu pagi hari.”
Dengan kualitas ruhiyah semacam itulah, ketika Uwais berbicara, kaum mukminin sangat tersentuh nasihatnya. “Ketika Uwais berbicara kepada kami, kata-katanya mengena di dalam hati kami,” kata Usair bin Jabir. [Mbk/LAZ Ummul Quro]