Banyak hadits tentang keutamaan sedekah. Salah satunya, hadits sedekah adalah bukti keimanan. Bagaimana bunyi hadits itu dan apa maknanya? Berikut ini penjelasannya.
Hadits Sedekah adalah Bukti Keimanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
Dan sedekah adalah bukti nyata.
Hadits keutamaan sedekah ini merupakan penggalan dari hadits riwayat Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Ad Darimi. Juga Imam Nawawi cantumkan dalam Arbain Nawawi sebagai hadits ke-23, yakni:
عَنْ أَبِى مَالِكٍ الْحَارِثِ بْنِ عَاصِمٍ الْأَشْعَرِىِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلأُ الْمِيزَانَ. وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلآنِ – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُورٌ وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
Dari Abu Malik Al Harits bin ‘Ashim Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bersuci itu bagian dari iman. Ucapan Alhamdulillah memperberat timbangan (kebaikan). Ucapan Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi ruangan antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya. Sedekah adalah bukti nyata. Sabar adalah pelita. Dan Al-Qur’an adalah hujjah yang membela atau menuntutmu. Semua orang berusaha. Ia pertaruhkan dirinya. Maka ada yang untung dan ada yang merugi. (HR. Muslim)
Penjelasan Hadits
Burhan (برهان) artinya adalah bukti nyata. Yakni bukti yang menunjukkan benar atau tidaknya keimanan seseorang. Seseorang yang mengaku beriman tetapi tidak mau bersedekah, apalagi sedekah wajib berupa zakat, imannya masih menjadi pertanyaan.
Sebab, seperti kata Imam Ath Thahawi dalam Al-Aqidah Ath-Thahawiyah, “Iman adalah pembenaran dengan hati, ikrar dengan lisan, dan amalan dengan seluruh anggota badan.” Salah satu amalan tersebut adalah sedekah. Karenanya, sering kali dalam Al-Qur’an, perintah shalat beriringan dengan perintah zakat/sedekah.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’. (QS. Al Baqarah: 43)
Demikian pula, banyak ayat Al-Qur’an yang merangkai shalat dan zakat/sedekah sebagai karakternya.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ . أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. I tulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia. (QS. Al Anfal: 3-4)
Sedekah berasal dari kata kata shadaqa (صدق) yang artinya benar. Orang yang gemar bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.
Baca juga: Kisah Nyata Hutang Lunas atas Pertolongan Allah
Enggan Sedekah Ciri Kemunafikan
Sedekah adalah bukti keimanan. Sebaliknya, enggan sedekah adalah ciri kemunafikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ
… dan tidak pula menginfakkan harta mereka melainkan dengan rasa enggan karena terpaksa. (QS. At Taubah: 54)
Tafsir Jalalain menjelaskan, mereka enggan untuk bersedekah karena mereka menganggapnya sebagai suatu kerugian.
Sedangkan Tafsir Al Misbah menjelaskan, tidak diterimanya infak orang-orang munafik itu juga disebabkan karena mereka melakukannya dengan perasaan terpaksa.
وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ
… dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). (QS. At Taubah: 67)
Maksudnya, mereka pelit dan kikir mengeluarkan harta mereka untuk berzakat, infak, dan sedekah. Wallahu a’lam bish shawab. [LAZ Ummul Quro]