Allah melipatgandakan pahala sedekah menjadi 700 kali lipat. Namun, mengapa Allah tidak langsung menyebutnya 700 kali lipat melainkan menggunakan perumpamaan benih yang menumbuhkan tujuh bulir lalu tiap bulirnya ada seratus biji?

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261)

Ibnu Katsir menjelaskan, perumpamaan ini lebih berkesan dalam hati daripada hanya menyebutkan sekadar bilangan 700 kali lipat untuk pahala sedekah. Mengingat dalam ungkapan perumpamaan ini tersirat pengertian bahwa amal-amal shalih itu dikembangkan pahalanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala buat para pelakunya. Sebagaimana seorang petani menyemai benih yang subur.

Baca juga: Mengapa Orang Mati Ingin Hidup Lagi untuk Sedekah

Dalam Al-Taswir Al-Fanny Fi Al-Qur’an, Sayyid Qutb menceritakan bahwa semasa kecil, Al-Qur’an telah menjadi pemandangan hidup dalam imajinasinya. Namun, sewaktu kuliah, imajinasi itu sempat memudar akibat pembahasan yang kaku dan statis. Lalu ia pun menghidupkan imajinasi itu, bahkan lebih kuat dari sebelumnya, di antaranya dengan mengikuti keindahan bahasa dan sastra Al-Qur’an. Kisah-kisah dan perumpaan di dalamnya membuat Al-Qur’an hidup dalam pikiran, membentuk imajinasi yang dinamis sehingga lebih berkesan.

Demikian pula perumpamaan dalam Surat Al-Baqarah ayat 261 ini. “Pemandangan hidup yang dipaparkan dalam kalimat ini lebih luas dan lebih indah daripada aktivitas penghitungan ini, lebih meresap dalam perasaan, dan lebih mengesankan dalam jiwa,” kata Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. “Pemandangan tentang kehidupan yang berkembang, pemandangan alam yang hidup, pemandangan tentang tanaman yang berbuah, dan pemandangan yang mengagumkan dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Yaitu sebatang ranting (padi) yang memuat tujuh bulir, dan tiap-tiap bulir memuat seratus butir.”

Baca juga: Kisah Nyata Sedekah untuk Membayar Hutang

Karena lebih berkesan, metode pemaparan ayat ini lebih menancap di hati dan kemudian memotivasi orang-orang beriman untuk memperbanyak infak dan sedekah. Wallahu a’lam bish shawab. [LAZ Ummul Quro]

Pin It on Pinterest

Share This