Sedekah adalah amal yang pahalanya luar biasa. Pahala sedekah bukan hanya dua kali lipat atau tiga kali lipat, tetapi 700 kali lipat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan pelipatgandaan ini dalam firman-Nya:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah: 261)
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan, “Ini merupakan perumpamaan yang Allah buat untuk menggambarkan pelipatgandaan pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah dan mencari keridhaan-Nya. Setiap amal kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat.”
Apakah fi sabilillah (di jalan Allah) dalam ayat ini adalah perang jihad? Ataukah salah satu golongan yang berhak menerima zakat (mustahik)? Sa’id bin Jubair menjelaskan bahwa fi sabilillah dalam ayat ini adalah dalam rangka taat kepada Allah.
Maka, zakat termasuk infaq fi sabilillah dalam ayat ini. Sedekah juga termasuk infaq fi sabilillah dalam ayat ini. Demikian pula menyantuni anak yatim, infak kemanusiaan, membantu korban pandemi Covid-19, dan lain-lain.
Sedekah yang bagaimana yang bisa mendapatkan pahala 700 kali lipat? Buya Hamka menjelaskan, yakni sedekah yang ikhlas, bukan riya’.
“Orang yang ikhlas itu menerima keuntungan dunia dan akhirat, berlipat ganda, sehingga tidak sepadan besar pahala yang ia terima dengan pengorbanan yang ia keluarkan,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “Sehingga timbul sesal mengapa sebegitu aku berikan dahulu, padahal aku sanggup lebih.”
Baca juga: Mengapa Orang Mati Ingin Hidup Lagi untuk Sedekah
Sedekah seperti apa yang mendapatkan pahala 700 kali lipat itu? Sayyid Qutb menjelaskan dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, “Itu adalah infak yang mengangkat derajat manusia dan tidak mengotorinya. Infak yang tidak menodai kehormatan dan tidak mengotori perasaan. Infak yang bersumber dari hati yang rela dan suci, yang hanya bertujuan mencari ridha Allah semata.” [LAZ Ummul Quro]