Puasa Syawal memiliki keutamaan yang luar biasa. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa menunaikan puasa Ramadhan, keutamaannya seperti puasa sepanjang tahun. Siapa yang kuat puasa setiap hari selama setahun? Kalau pun kuat, sunnah puasa maksimalnya adalah puasa Daud yakni sehari puasa sehari berbuka. Namun, bagi kaum muslimin yang mengamalkan puasa Syawal ini, ia mendapat pahala puasa sepanjang tahun.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan puasa Syawal ini dalam sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun. (HR. Muslim)

Niat Puasa Syawal di Pagi Hari

Yang menjadi pertanyaan, kadang seseorang ingin puasa Syawal tapi terlambat bangun. Akhirnya ia tidak sahur dan juga tidak niat puasa Syawal di malam hari. Bolehkah niat puasa Syawal di pagi hari?

Syekh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, makna niat adalah keinginan secara umum (al iradah al kulliyah). Untuk puasa Ramadhan, niat harus dilakukan sebelum terbit fajar. Boleh di malam hari mulai setelah isya’ yang penting tidak melewati terbitnya fajar. Jika melebihi terbitnya fajar, puasa Ramadhan menjadi tidak sah.

Puasa sunnah berbeda dengan puasa Ramadhan. Para ulama menjelaskan, niat puasa sunnah –termasuk puasa Syawal- boleh dilakukan di pagi hari. Hal ini berdasarkan hadits bahwa Rasulullah pernah melakukannya.

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ قَالَتْ دَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ هَلْ عِنْدَكُمْ شَىْءٌ. فَقُلْنَا لاَ. قَالَ فَإِنِّى إِذًا صَائِمٌ. ثُمَّ أَتَانَا يَوْمًا آخَرَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُهْدِىَ لَنَا حَيْسٌ. فَقَالَ أَرِينِيهِ فَلَقَدْ أَصْبَحْتُ صَائِمًا . فَأَكَلَ

Dari Aisyah Ummul Mukminin, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menemuiku pada suatu hari lantas beliau bertanya, “Apakah kalian memiliki sesuatu untuk dimakan?” Kami pun menjawab, “Tidak ada.” Beliau pun bersabda, “Kalau begitu saya puasa.” Kemudian di hari lain beliau menemui kami, lalu kami katakan pada beliau, “Kami baru saja dihadiahkan hays (jenis makanan berisi campuran kurman, samin dan tepung).” Lantas beliau bersabda, “Berikan makanan tersebut padaku, padahal tadi pagi aku sudah berniat puasa.” Lalu beliau menyantap makanan tersebut. (HR. Muslim)

Jadi, puasa Syawal tetap sah jika niatnya baru pada pagi hari karena terlambat bangun atau udzur lainnya.

Baca juga: Dalil Zakat

Puasa Syawal Tapi Belum Qadha Puasa Ramadhan

Pertanyaan berikutnya yang juga sering muncul mengenai puasa ini adalah bolehkah puasa Syawal tapi belum tuntas qadha puasa Ramadhan? Umumnya pertanyaan ini dari para muslimah karena mereka memiliki udzur berupa haid yang pada saat itu haram berpuasa.

Ada dua pendapat mengenai hal ini. Pertama, tidak boleh puasa Syawal sebelum bayar utang puasa. Ini merupakan pendapat Madzab Hanbali. Pendapat ini berpegang pada kaidah sesuatu yang wajib harus didahulukan daripada yang sunnah. Bayar utang puasa Ramadhan (qadha) harus diselesaikan terlebih dahulu baru menjalankan puasa sunnah.

Kedua, pendapat jumhur ulama. Yakni boleh puasa Syawal sebelum bayar qadha puasa Ramadhan. Di antara hujjah dari pendapat kedua ini, orang yang terhalang beberapa hari puasa Ramadhan karena haid, ia tetap bisa disebut telah berpuasa Ramadhan. Hujjah lainnya, puasa Syawal telah ditentukan waktunya yang terbatas di bulan Syawal sedangkan qadha Ramadhan tidak hanya terbatas di bulan Syawal.

Penjelasan lengkap mengenai hal ini, silakan baca artikel Bolehkah Puasa Syawal Tapi Belum Bayar Utang Puasa Ramadhan? Wallahu a’lam bish shawab. [MBK/LAZ Ummul Quro]

Pin It on Pinterest

Share This