Mbah Sima tak bisa berbuat apa-apa atas musibah yang menimpa dirinya. Rumah yang menjadi satu-satunya harta yang ia miliki harus rata dengan tanah dan hanya menyisakan tumpukan batu-bata setelah diterjang angin puting beliung pada hari Jum’at (22/1). Tidak ada yang bisa diselamatkan dari bangunan sederhana berukuran 3×4 meter persegi yang berlokasi di Dsn. Dero Ds. Kedungbetik Kec. Kesamben itu. Kendati tidak ada yang tersisa lagi, Mbah Sima sangat bersyukur bisa selamat karena saat kejadian beliau sedang tidak berada di dalam rumah.Pasca bencana angin puting beliung yang meluluhlantakan rumahnya, Mbah Sima terpaksa menumpang ke rumah tetangga karena beliau tidak memiliki tempat untuk berteduh lagi. Selama ini, Mbah Sima hanya tinggal seorang diri. Anak-anaknya merantau ke luar pulau dan jarang sekali berkunjung.

Menurut keterangan ketua RT setempat, selama ini Mbah Sima hidup dari uluran kebaikan warga sekitar. Mbah Sima ingin sekali memiliki rumah lagi. Setiap kali ada yang berkunjung, beliau selalu bertanya, “Kapan rumahku dibangun?” Ya, impian sederhana Mbah Sima adalah memiliki rumah sendiri.

Dokumentasi by Media LAZUQ

Setelah kondisi Mbah Sima kami angkat ke media, bantuan donasi mengalir deras dari para donatur. Begitu dana terkumpul, tim lapangan LAZUQ segera melakukan koordinasi dengan pejabat setempat dan warga sekitar untuk proses pembangunan rumah Mbah Sima.

Alhamdulillah proses pembangunan rumah Mbah Sima dimulai pada 30 Januari lalu dengan dibantu warga setempat. Melihat rumahnya kembali dibangun, Mbah Sima tidak sanggup menahan air matanya. Rasa syukur dan bahagia tidak bisa beliau sembunyikan. Mbah Sima bersyukur, ada banyak orang baik di luar sana yang peduli kepadanya.

Selama proses pembangunan berlangsung, ada satu hal yang mencuri perhatian tim lapangan LAZUQ. Yakni, sumur kecil di belakang rumah Mbah Sima. Kondisinya cukup memprihatinkan. Selama ini Mbah Sima memenuhi kebutuhan airnya dari sumur itu dengan menggunakan ember yang disambung tali rafiah. Mbah Sima mengaku kesulitan saat harus menimba air, tapi mau bagaimana lagi begitulah kondisinya. Beliau tidak punya uang untuk beli pompa air.

Alhamdulillah, kami sangat bersyukur, ada donatur baik yang dengan senang hati mau menyumbang pompa air untuk sumur Mbah Sima.

Kini, rumah Mbah Sima telah selesai dibangun. Beliau bisa beristirahat dengan tenang di rumah miliknya sendiri tanpa perlu khawatir rumahnya roboh dan bocor. Kami ucapkan terima kasih tak terhingga kepada donatur dan orang-orang baik yang turut membantu wujudkan rumah impian Mbah Sima. Semoga sinergi kebaikan ini senantiasa terjalin agar semakin luas kebahagiaan tercipta untuk saudara kita yang tengah membutuhkan.

Pin It on Pinterest

Share This