Wajah Gilang terlipat. Matanya tampak sayu. Jalannya gontai. Sampai di pintu, ia mengucap salam ogah-ogahan.

“Wa’alaikum salam warahmatullah. Kenapa, Sayang? Biasanya semangat, salamnya kedengeran sampai rumah tetangga.” Bunda langsung tahu kalau Gilang tidak sedang baik-baik saja.

“Uang Gilang hilang, Bun,” jawab Gilang dengan nada lemah. “Jadinya tadi Gilang tidak jajan.”

“Pasti kamu lapar, ya? Ayo, makan dulu. Ada kue enak kesukaan kamu juga.” Bunda memeluk Gilang dan mengajaknya ke ruang makan.

Wajah Gilang berangsur cerah. Tiga potong kue sudah masuk ke perutnya.

“Gilang tahu nggak, uang kita yang hilang itu bisa jadi sedekah, lo.” Bunda menggunakan momen tersebut untuk menanamkan ilmu dan karakter kepada anaknya. Ketika seorang anak sedang mengalami sesuatu, sebenarnya itu adalah golden moment bagi kita untuk menanamkan karakter kepada anak. Dengan cara mengaitkannya dengan peristiwa tersebut. Hasilnya, anak akan terkesan dan biasanya akan selalu teringat sepanjang hidupnya.

“Benarkah, Bunda?”

“Ya. Ketika kita ikhlas dan sabar. Kita tidak marah, kita merelakan, kita tidak larut dalam kesedihan.”

Gilang diam sejenak. “Kalau begitu, Gilang ikhlaskan deh uang Gilang yang hilang.”

Kehilangan Uang Termasuk Sedekah

Apa yang Bunda katakan dalam cerita di atas bukan sekadar kalimat untuk menghibur Gilang. Namun, ia memiliki dalil yang menunjukkan bahwa kehilangan uang termasuk sedekah. Yakni sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ

Tidaklah seorang muslim menanam pohon atau tumbuhan lalu sebagiannya dimakan oleh burung, manusia, atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah baginya. (HR. Bukhari)

لاَ يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلاَ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلاَ دَابَّةٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ كَانَتْ لَهُ صَدَقَةٌ

Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya. (HR. Muslim)

Misalnya seseorang menanam padi lalu dimakan burung, itu menjadi sedekah baginya. Kehilangan uang bisa dikiaskan dengan hadits di atas.

Baca juga: Sedekah Menyembuhkan Penyakit

Dalil Lainnya

Bahkan dalam hadits lain, jika ada pencuri yang mencuri buah atau tanaman itu pun termasuk sedekah bagi penanamnya.

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتِ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةً

Tiada seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan darinya akan menjadi sedekah. Apa yang dicuri darinya juga menjadi sedekah. Apa yang dimakan burung pun menjadi sedekah baginya. (HR. Muslim)

Baca juga: Pahala Memberi Makan Orang Lain

Hadits-hadits ini sekaligus menunjukkan luar biasanya menjadi seorang muslim. Dengan berlandaskan iman, apa pun yang menimpa kita menjadi kebaikan. Kehilangan sesuatu pun menjadi sedekah. Baik itu buah dari tanaman yang kita tanam maupun harta yang hilang. Termasuk ketika kehilangan uang, itu juga bernilai sedekah. Asalkan kita ikhlas dan sabar. Wallahu a’lam bish shawab. [MBK/LAZ Ummul Quro]

Pin It on Pinterest

Share This