Siapa yang tidak mengenal nama Shalahuddin Al-Ayyubi? Dialah pembebas Palestina dari cengkeraman pasukan Salib. Palestina yang telah Umar bin Khattab akhirnya bebas lagi melalui kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Selain ahli strategi perang dan pemberani, Shalahuddin Al-Ayyubi juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Sejak masih muda, ia memang suka bersedekah. Tak hanya di waktu lapang, ia juga bersedekah di waktu sempit. Mengamalkan karakter orang bertakwa sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran: 133-134)

Shalahuddin tidak pernah menolak orang yang datang kepadanya untuk minta bantuan. Bahkan saking hobinya memberikan sedekah, ia kerap mencari orang yang belum pernah ia beri.

Jika kepada orang yang tidak ia kenal saja sangat dermawan, Shalahuddin Al-Ayyubi lebih dermawan lagi kepada para pembantunya. Ia mencukupi seluruh kebutuhan pembantunya sehingga tidak ada di antara mereka yang kekurangan atau minta bantuan kepada orang lain.

Suatu hari, pegawai pencatatan sipil menghitung pemberian Shalahuddin Al-Ayyubi. “Saya menghitung jumlah kuda di kandang, yakni pemberian Shalahuddin Al-Ayyubi, ternyata jumlahnyca mencapai sepuluh ribu kuda,” kata pegawai tersebut.

Shalahuddin lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya. Setiap kali mendapat harta, ia segera membagikannya kepada orang yang membutuhkan. Ketika Shalahuddin wafat, di lemarinya hanya ada 47 dirham. Tidak ada dinar yang ia simpan, tidak ada emas yang ia jadikan tabungan. Di rumahnya, hanya ditemukan emas satu batang dan itu pun bukan emas yang berat. Sebelum wafat, Shalahuddin Al-Ayyubi telah membagikan hartanya kepada penduduk daerah-daerah tertinggal. [MBK/LAZ Ummul Quro]

Pin It on Pinterest

Share This