Madinah adalah tanah yang menjadikan kaum muslim mendapatkan kemerdekaan. Merdeka dalam iman dan islam. Rasulullah SAW dan para sahabat mendatangi Madinah dengan perjuangan lepas dari gangguan, tekanan, dan segala bentuk intimidasi, serta ancaman yang mereka alami ketika di Mekkah. Namun, setelah sampai di Madinah perjuangan baru dimulai.
Kaum Muhajirin yang saat itu berhijrah ke Madinah dengan kondisi tidak membawa banyak harta selain dihadapkan dengan kekurangan secara ekonomi juga harus beradaptasi banyak hal, seperti kondisi Madinah yang subur, sedangkan mereka terbiasa dengan gurun yang gersang. Keahlian mereka Adalah berdagang, sedangkan mayoritas penduduk Madinah bertani. Juga banyak kondisi baru yang kaum Muhajirin perlu beradaptasi pada aspek ekonomi, Kesehatan, dan sosial kemasyarakatan.
Salah satu strategi yang dilakukan Rasulullah SAW saat memulai pembangunan peradaban di Madinah adalah dengan mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan Anshar. Persaudaraan yang dimaksud bukan persaudaraan pada umumnya seperti sekarang. Persaudaraan ini adalah hubungan yang sangat dalam dan erat.
Dipersaudarakannya Muhajirin dan Anshar adalah untuk menciptakan stabilitas kehidupan di era awal-awal peradaban Madinah yang dicita-citakan umat muslim. Muhajirin sadar kondisinya serba kurang dan perlu bantuan sebagai pendatang dan Anshar begitu lapang dan ringan menerima sekaligus membantu karena ada rasa bahagia bisa bersama-sama meniti jalan keimanan yang sejati.
Saling menolong, saling memahami, saling memenuhi kebutuhan, hingga saling berkorban. Tidak hanya tentang materi tetapi non-materi juga. Diteladankan pada kita bagaimana Abdurrahman bin Auf menolak saat ditawari berbagai harta, termasuk Wanita (istri). Beliau lebih memilih ditunjukkan Lokasi pasar kemudian mengoptimasi potensi bisnisnya. Padahal jika mau, bisa saja beliau menerima semua pemberian sambil memberi waktu pada diri untuk beradaptasi dan memahami segala hal baru di Madinah. Akan tetapi, Abdurrahman bin Auf meneladankan pada kita kesungguhannya berjuang tanpa banyak membebani saudaranya. Anshar meneladankan pada kita bahwa pengorbanan dan bantuan yang diberikan totalitas. Sungguh persaudaraan yang indah.
Persaudaraan dan persatuan ini adalah salah satu faktor kejayaan peradaban Madinah yang bisa kita teladani hingga saat ini. Kemerdekaan dan peradaban yang kita cita-citakan dapat kita wujudkan, salah satunya dengan mempertemukan dua kondisi dalam ikatan kebaikan: yang lemah lagi santun bertemu dengan yang ringan membantu lagi tulus. Keduanya terwujud dalam naungan iman dan islam yang berkualitas.

