Lughni Zaid Alfadjri, Munich
Warga Jombang dan Mahasiswa pascasarjana di Jerman

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan rahmat dan ijin untuk bisa menulis dan mengulas topik singkat ini, yang saya harapkan bisa memberikan manfaat bagi pembaca.

Dalam tulisan singkat ini, saya ingin mengupas tentang budaya belajar di Jerman, khususnya untuk perguruan tinggi. Karena kebetulan saya sekarang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Jerman.

Setelah satu tahun lebih mengenyam pendidikan di sebuah universitas di Jerman, secara perlahan secara langsung dan tidak langsung, saya juga mengamati sistem pendidikan di Jerman. Dan seperti yang saya perkirakan, saya pun terkagun kagum dengan sistem pendidikan di negeri ini. Saya semakin mengerti kenapa Jerman menjadi negara yang terkenal unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya pun berharap, untuk bisa menshare (bahasa sosmed nya) wawasan baru yang saya dapat, agar harapan saya, untuk bisa menjadi manfaat bagi pembaca, tentang sistem pendidikan yang sudah dikelola dan dibentuk dengan baik sejak ratusan tahun yang lalu ini.

Salah satu budaya belajar yang membuat saya terkagum kagum adalah semangat belajar dari para mahasiswa di Jerman.  Contoh paling mendasar adalah, tempat belajar yang biasanya kita sebut perpustakan dan bagaimana mahasiswa melihat perpustakaan.

Ketika saya pertama kali tiba di perpustakaan salah satu universitas di Jerman kota Munich, saya sangat kaget ketika mengetahui bahwa saya sudah tidak kebagian tempat duduk(hiks), saya lebih kaget lagi ketika saya mengetahui bahwa perpustakaan tutup jam 12 malam. Benar sekali, jam 12 malam. Dan yang membuat saya semakin kaget, jam 12 malam, masih banyak mahasiswa yang masih belajar di perpustakaan. Bisa dibayangkan, jika jam 12 malam masih banyak yang belajar, seperti apakah keramaian di waktu dimana kebanyakan mahasiswa masih aktif. “Berebut tempat”, itulah kata yang pas dalam menggambarkan situasi di perpustakaan di universitas di Jerman. Saya pun, jika ingin belajar di perpustakaan, maka saya harus datang pagi pagi, agar kebagian tempat belajar. Hmm semangat!.

Apakah pelajaran yang bisa kita petik dari budaya belajar di pendidikan tinggi di Jerman ini. Yang saya lihat adalah passion, atau kesungguhan untuk belajar. Seorang mahasiswa datang ke universitas bukan hanya untuk mendengarkan dosen atau professor, seorang mahasiswa sangat penting untuk mengeksplorasi bidang yang dia tekuni, dan tidak hanya mengandalkan dosen atau professor untuk mendapatkan ilmu sesuai bidang yang ditekuninya.

Dengan kata lain, seorang mahasiswa perlu untuk “mencari ilmu”, melakukan eksplorasi, tidak hanya “dicarikan ilmu” oleh dosen atau professor. Hal tersebut bisa dengan ke perpustakaan, mengikuti seminar online, bertemu dengan para pakar, atau bahkan membuat sebuah grup diskusi sendiri sesuai bidang. “Sebuah perkembangan terjadi tidak hanya di ruang kelas, tapi justru akan semakin berkembang diluar kelas”. Ketika kita melihat belajar sebagai sebuah proses pengembangan diri yang kita nikmati dan inginkan, bukan sebagai sebuah tugas yang kita tidak menikmatinya. Maka belajar sampai larut malam pun, bahkan tidak akan menjadi hal yang mustahil.

Quote dari Einstein yang sangat sangat sesuai dengan semangat belajar adalah “Never regard study as a duty but as an enviable opportunity to learn to know the liberating influence of beauty in the realm of the spirit for your own personal joy and to the profit of the community to which your later works belong”.

Belajar bukanlah sebuah tugas, tapi sebagai kesempatan untuk proses pengembangan dan eksloprasi potensi yang kita miliki, yang kita harapkan bisa memberikan dampak kepada masyarakat kedepannya. Bukankah akan sangat indah jika suatu saat mahasiswa mahasiswi kita mempunyai pemikiran seperti itu, dari yang pasif, menjadi mahasiswa yang secara aktif mencari ilmu, yang kedepannya akan memberikan manfaat pada masyarakat pada umumnya. Tidak terbayangkan betapa banyak ilmu dan perkembangan yang mereka dapatkan, dan masyarakat pun akan mendapat dampak yang positif dari perkembangan para maahsiswa ini. (*)

Pin It on Pinterest

Share This